Pengantin Wanita Tuai Kecaman Akibat Pilih Pendamping Pernikahan Berdasarkan Penampilan
Pengantin Wanita Dikecam Karena Alasan Pemilihan Bridesmaid yang Kontroversial
Sebuah kisah yang dibagikan di forum Reddit telah memicu perdebatan sengit tentang standar kecantikan dan persahabatan dalam konteks pernikahan. Seorang calon pengantin wanita menuai kecaman setelah terungkap bahwa dia memilih pendamping pernikahan (bridesmaid) bukan berdasarkan kedekatan atau persahabatan, melainkan karena alasan yang dianggap merendahkan dan egois: agar dirinya terlihat paling menonjol di hari pernikahannya.
Kisah ini bermula ketika seorang wanita muda, yang merupakan adik dari calon pengantin, diminta untuk menjadi bridesmaid. Awalnya merasa terhormat dan gembira, perasaannya berubah drastis setelah bertemu dengan para bridesmaid lainnya. Ia menyadari bahwa tidak satupun dari mereka adalah teman dekat kakaknya. Lebih mengejutkan lagi, beberapa di antaranya bahkan pernah menjadi sasaran ejekan kakaknya karena dianggap kurang menarik atau tidak fotogenik.
Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Alasan Pemilihan yang Merendahkan: Calon pengantin secara terbuka mengakui bahwa ia memilih para bridesmaid ini karena merasa dirinya akan terlihat lebih cantik dibandingkan mereka di foto pernikahan.
- Pengorbanan Persahabatan: Teman-teman dekat calon pengantin tidak diikutsertakan dalam rombongan bridesmaid, menunjukkan bahwa penampilannya menjadi prioritas utama dibandingkan hubungan yang tulus.
- Reaksi Sang Adik: Merasa tidak nyaman dan tidak setuju dengan sikap kakaknya, sang adik memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam pernikahan tersebut.
- Dukungan Warganet: Keputusan sang adik mendapat dukungan luas dari warganet, yang mengecam tindakan calon pengantin sebagai egois dan tidak pantas.
Ketika dikonfrontasi oleh adiknya, calon pengantin dengan enteng mengakui bahwa dia memang sengaja memilih bridesmaid yang menurutnya kurang menarik agar dirinya bisa bersinar di hari pernikahannya. Ia bahkan tidak merasa bersalah, menganggap tindakannya sebagai sesuatu yang wajar dan dapat dimaklumi. Sikap inilah yang kemudian memicu kemarahan warganet.
Sang adik, merasa tidak bisa mendukung tindakan kakaknya, memutuskan untuk mundur dari perannya sebagai bridesmaid. Keputusannya ini sayangnya tidak didukung oleh keluarganya. Kakaknya menuduhnya terlalu sensitif, sementara ibunya menganggapnya terlalu idealis dan menyarankannya untuk tetap berpartisipasi demi menjaga nama baik keluarga.
Namun, sang adik tetap teguh pada pendiriannya. Ia bahkan memberanikan diri untuk memberitahu para bridesmaid lainnya tentang alasan sebenarnya mereka dipilih. Reaksi para bridesmaid pun beragam, tetapi yang paling signifikan adalah mundurnya tiga orang dari rombongan. Mereka merasa diperlakukan tidak adil dan tidak pantas menjadi bagian dari pernikahan yang didasari oleh motif yang dangkal dan merendahkan.
Kisah ini menjadi viral dan memicu diskusi tentang standar kecantikan yang tidak realistis, tekanan sosial yang dihadapi perempuan, dan pentingnya menghargai persahabatan yang tulus. Banyak warganet yang mengecam calon pengantin karena dinilai memiliki karakter yang buruk dan tidak menghargai orang lain. Beberapa bahkan menyebutnya sebagai "gadis jahat" dan mengkritik perilakunya yang "menjijikkan".
Insiden ini menjadi pengingat bahwa pernikahan seharusnya menjadi perayaan cinta dan persahabatan, bukan ajang kompetisi kecantikan. Memilih pendamping pernikahan berdasarkan penampilan semata tidak hanya merendahkan orang lain, tetapi juga mencerminkan kurangnya kepercayaan diri dan nilai-nilai yang dangkal.