Keamanan Pangan Jemaah Haji Lansia Prioritas Utama di Asrama Haji Surabaya

Kualitas dan keamanan makanan bagi calon jemaah haji, khususnya kelompok lansia, menjadi fokus utama di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES). Pemeriksaan rutin dan ketat diberlakukan untuk memastikan hidangan yang disajikan memenuhi standar kesehatan dan aman dikonsumsi, terutama bagi para jemaah lanjut usia yang lebih rentan terhadap masalah pencernaan.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya melalui Bidang Kesehatan, secara konsisten melakukan inspeksi makanan secara berkala. Pudjo Suwanto, Penanggung Jawab Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Surabaya, menjelaskan bahwa proses pemeriksaan dilakukan tiga kali sehari, yakni sebelum waktu makan pagi, makan siang, dan makan malam. Langkah ini merupakan bentuk komitmen untuk menjaga kesehatan para calon jemaah haji selama berada di asrama.

Proses pemeriksaan melibatkan petugas dari Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) yang ahli di bidangnya. Tim inspeksi kesehatan lingkungan dari BBKK melakukan penilaian organoleptik terhadap setiap hidangan. Pemeriksaan ini mencakup berbagai aspek, seperti:

  • Rasa: Memastikan cita rasa makanan sesuai dan tidak menimbulkan masalah bagi kesehatan.
  • Bau: Mengevaluasi aroma makanan untuk mendeteksi potensi adanya kontaminasi atau kerusakan.
  • Warna: Memeriksa tampilan visual makanan untuk memastikan kesegarannya dan tidak adanya tanda-tanda perubahan yang mencurigakan.
  • Tekstur: Menilai konsistensi makanan untuk memastikan mudah dikonsumsi dan tidak menyebabkan kesulitan pencernaan.

Selain pemeriksaan umum, perhatian khusus juga diberikan pada makanan yang disajikan untuk jemaah lansia. Mengingat kondisi fisik dan sistem pencernaan yang berbeda, jemaah lansia membutuhkan makanan yang lebih lembut, mudah dicerna, dan tidak memicu masalah perut. Oleh karena itu, PPIH menyediakan menu khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Menu khusus lansia ini dirancang dengan mempertimbangkan beberapa faktor penting, antara lain:

  • Tekstur Lembek: Makanan disajikan dalam tekstur yang lebih lembut agar mudah dikunyah dan ditelan oleh jemaah lansia yang mungkin memiliki masalah gigi atau kesulitan menelan.
  • Rendah Bumbu Pedas: Penggunaan bumbu pedas diminimalkan untuk mencegah iritasi pada saluran pencernaan yang sensitif.
  • Rasa yang Sesuai: Cita rasa makanan tetap diperhatikan agar tetap lezat dan menggugah selera, namun tetap aman bagi kesehatan.

Pudjo Suwanto menekankan bahwa perbedaan kebutuhan antara jemaah lansia dan jemaah usia muda sangat diperhatikan dalam penyediaan makanan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan pencernaan yang dapat mengganggu kelancaran ibadah haji mereka. Dengan pemeriksaan ketat dan penyediaan makanan khusus, diharapkan para jemaah haji lansia dapat menjalankan ibadah dengan sehat dan nyaman.