Era Kendaraan Listrik: Tantangan dan Adaptasi Industri Pelumas di Asia Tenggara

Era Kendaraan Listrik: Tantangan dan Adaptasi Industri Pelumas di Asia Tenggara

Pertumbuhan pesat kendaraan listrik (EV) di Asia Tenggara telah memicu perubahan signifikan dalam lanskap industri otomotif regional. Dengan total pasar otomotif mencapai 16 juta unit pada tahun 2023, pertanyaan mengenai dampaknya terhadap industri pelumas pun mengemuka. Namun, kenyataannya, peningkatan penetrasi EV tidak serta-merta menandai penurunan permintaan pelumas secara keseluruhan. Hal ini diungkapkan oleh Alva Kurnia L. Wirekso, Spesialis Senior Engine dan Driveline Pertamina Lubricants, yang menekankan bahwa permintaan tetap tinggi, didorong terutama oleh dominasi pasar sepeda motor.

Lebih dari 50 persen pangsa pasar pelumas masih dikuasai oleh segmen sepeda motor. “Meskipun penetrasi EV cukup besar, pasar motor masih akan terus tumbuh, sehingga permintaan oli tetap tinggi,” jelas Alva dalam keterangannya di Jakarta Pusat, Senin (10/3/2025). Fenomena ini menunjukkan resiliensi industri pelumas yang mampu beradaptasi dengan perubahan tren pasar. Data penjualan oli juga menunjukkan pergeseran spesifikasi yang menarik. Pada tahun 2023, spesifikasi API SN mendominasi hampir setengah dari total penjualan, menggeser dominasi API SL sebelumnya. Ini menunjukkan adanya perubahan preferensi dan peningkatan standar kualitas oli yang digunakan.

Dari sisi formulasi, penggunaan oli sintetis dan semi-sintetis belum menunjukkan perubahan signifikan. Oli mineral konvensional masih menjadi pilihan utama di pasar. Namun, terdapat tren pergeseran yang patut dicermati, yaitu peningkatan permintaan oli dengan viskositas lebih rendah, seperti 10W-30 dan 10W-40. Tren ini diprediksi akan terus meningkat hingga tahun 2026. “Pergeseran viskositas dari lebih tinggi ke lebih rendah diprediksi terus meningkat hingga 2026. Ini didorong oleh rekomendasi pabrikan yang semakin banyak menggunakan spesifikasi 10W-30 atau 10W-40 untuk motor terbaru,” tambah Alva.

Perubahan ini mencerminkan upaya pabrikan kendaraan untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan kinerja mesin. Industri pelumas pun harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ini, dengan terus berinovasi dan mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Kesimpulannya, meski kehadiran kendaraan listrik menimbulkan tantangan baru, industri pelumas di Asia Tenggara diprediksi akan tetap menjadi pemain penting dalam menjaga performa kendaraan. Keberhasilannya akan bergantung pada kemampuan beradaptasi, inovasi produk, dan antisipasi terhadap tren pasar yang dinamis.

Tren Penting yang Teridentifikasi: * Dominasi pasar sepeda motor dalam konsumsi pelumas. * Pergeseran spesifikasi oli dari API SL ke API SN. * Dominasi oli mineral konvensional dalam formulasi. * Tren peningkatan permintaan oli dengan viskositas rendah (10W-30 dan 10W-40).