Jadwal Imsakiyah dan Doa Berbuka Puasa di Denpasar dan Sekitarnya, 10 Ramadan 1446 H

Jadwal Imsakiyah dan Doa Berbuka Puasa di Denpasar dan Sekitarnya, 10 Ramadan 1446 H

Puasa Ramadan, ibadah wajib bagi umat Muslim, menuntut ketepatan waktu dalam berbuka. Menentukan waktu berbuka puasa sangat penting, karena menandai berakhirnya masa menahan lapar dan haus selama seharian penuh. Berikut ini adalah jadwal imsakiyah untuk wilayah Denpasar dan sekitarnya pada tanggal 10 Ramadan 1446 H, bertepatan dengan 10 Maret 2025, yang dirujuk dari situs resmi Bimas Islam Kementerian Agama RI:

Jadwal Imsakiyah (Waktu Maghrib)

Wilayah Waktu Maghrib Waktu Isya'
Kota Denpasar 18.38 WITA 19.48 WITA
Kabupaten Badung 18.38 WITA 19.48 WITA
Kabupaten Bangli 18.37 WITA 19.47 WITA

Catatan: Jadwal ini merupakan perkiraan dan dapat berbeda sedikit tergantung lokasi.

Selain ketepatan waktu, berbuka puasa juga dianjurkan diiringi dengan doa-doa yang penuh khusyuk. Doa ini bukan sekadar ritual, melainkan ungkapan syukur dan harapan atas ampunan dan keberkahan Allah SWT. Mengutip penjelasan Ustadz Adi Hidayat dalam video 'Tentang Doa Berbuka Puasa (Part 2)' di kanal YouTube-nya, terdapat dua versi doa yang umum diamalkan:

Doa Berbuka Puasa

Berikut dua versi doa yang dapat dipanjatkan saat berbuka puasa, sebagaimana dijelaskan oleh Ustadz Adi Hidayat:

Versi Pertama:

Arab: ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ Latin: Dzahabaz zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah Terjemahan: “Rasa dahaga telah hilang, kerongkongan telah basah, dan pahala telah ditetapkan insyaallah.” (HR Abu Daud)

Versi Kedua:

Arab: اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ Latin: Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina. Terjemahan: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu ya Allah yang Maha Pengasih.” (HR Bukhari dan Muslim)

Ustadz Adi Hidayat menyarankan untuk menggabungkan kedua doa ini. Doa Dzahabaz zhama'u dibaca terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan doa Allaahumma laka shumtu. Berdasarkan keterangan dari laman Almanhaj, Rasulullah SAW biasanya membaca doa Dzahabaz zhama'u setelah beliau membatalkan puasanya, sesuai dengan arti doa tersebut yang menggambarkan hilangnya rasa haus dan kelembapan kerongkongan.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi umat Muslim dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan penuh khusyuk dan keberkahan.