Pemerintah Garut Lakukan Pembinaan Terhadap Warga yang Mengaku Imam Mahdi

Pemerintah Garut Lakukan Pembinaan Terhadap Warga yang Mengaku Imam Mahdi

Seorang warga Garut, Abdul Rosid, yang belakangan viral di media sosial karena mengaku sebagai Imam Mahdi, kini tengah menjadi fokus perhatian pemerintah daerah. Langkah antisipatif berupa pembinaan intensif tengah dilakukan untuk mencegah potensi konflik sosial dan penyebaran paham yang dinilai menyimpang. Inisiatif ini melibatkan kerjasama lintas sektoral antara pemerintah Kabupaten Garut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Garut, aparat keamanan dari TNI-Polri, dan tokoh agama setempat.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Garut, Nurrodhin, menjelaskan bahwa pendekatan persuasif menjadi strategi utama dalam pembinaan ini. Tim gabungan yang dibentuk tidak hanya memantau aktivitas Abdul Rosid, namun juga secara aktif berinteraksi untuk memberikan pemahaman dan koreksi atas klaim yang disampaikannya. "Tujuan utama kami adalah memastikan agar pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh yang bersangkutan tidak memicu keresahan atau konflik di masyarakat," ujar Nurrodhin dalam keterangannya pada Senin, 10 Maret 2025. Pengawasan ketat juga diterapkan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut video viral yang menjadi awal mula polemik ini.

Video berdurasi lebih dari enam menit yang diunggah di platform media sosial TikTok menampilkan Abdul Rosid yang melontarkan sejumlah pernyataan kontroversial. Selain mengklaim dirinya sebagai Imam Mahdi, ia juga mengaku sebagai Jenderal Angkatan Udara berpangkat bintang empat, serta menyapa tokoh-tokoh publik seperti Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Pernyataan-pernyataan tersebut dinilai tidak berdasar dan berpotensi menimbulkan misinterpretasi di kalangan masyarakat. Pihak berwenang menekankan pentingnya konfirmasi dan verifikasi informasi sebelum menyebarkannya lebih lanjut, guna mencegah penyebaran informasi hoaks yang dapat menimbulkan dampak negatif.

Proses pembinaan yang dilakukan bersifat humanis dan mengedepankan pendekatan keagamaan. Para ulama dan tokoh agama setempat berperan penting dalam memberikan pemahaman keagamaan yang benar kepada Abdul Rosid, serta membimbingnya agar kembali ke jalan yang lurus. Pemerintah Kabupaten Garut berharap langkah-langkah yang diambil dapat mencegah potensi konflik sosial dan menjaga kondusifitas daerah. Kerjasama yang erat antara pemerintah, aparat keamanan, dan tokoh agama dinilai krusial dalam menangani kasus serupa di masa mendatang. Ke depannya, pemerintah daerah berkomitmen untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat guna meningkatkan literasi digital dan ketahanan terhadap informasi hoaks.

Lebih lanjut, Bakesbangpol Garut juga akan meningkatkan upaya pencegahan penyebaran paham-paham radikalisme dan ekstrimisme di wilayah tersebut. Langkah-langkah yang akan diambil meliputi peningkatan pengawasan terhadap konten media sosial, kerjasama dengan tokoh masyarakat, dan penyuluhan kepada masyarakat. Upaya ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat.

Langkah-langkah Pembinaan yang Dilakukan:

  • Pemantauan intensif aktivitas Abdul Rosid.
  • Pendekatan persuasif dan humanis.
  • Bimbingan keagamaan dari ulama dan tokoh agama.
  • Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
  • Peningkatan pengawasan konten media sosial.
  • Kerjasama dengan aparat keamanan (TNI-Polri).

Pemerintah Garut menegaskan komitmennya untuk senantiasa menjaga kondusivitas daerah dan mencegah penyebaran informasi yang dapat memicu konflik sosial. Proses pembinaan ini diharapkan dapat berjalan efektif dan membawa hasil yang positif bagi Abdul Rosid dan masyarakat Garut secara keseluruhan.