Jembatan Satwa di Tol IKN: Solusi Inovatif untuk Konservasi Fauna Kalimantan

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) terus berlanjut dengan mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Salah satu buktinya adalah pembangunan Jembatan Satwa di ruas Tol IKN Seksi 3B Segmen KKT Kariangau-Sp. Tempadung.

Proyek yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk ini menelan anggaran sebesar Rp 2,6 triliun dan merupakan bagian dari paket pekerjaan tol sepanjang 7,32 kilometer. Jembatan Satwa sepanjang 8,16 meter ini dirancang khusus sebagai jalur perlintasan bagi satwa endemik Pulau Kalimantan yang habitatnya terfragmentasi akibat pembangunan infrastruktur.

Jembatan ini akan menghubungkan dua kawasan perbukitan yang terpisahkan oleh jalan tol, sehingga memungkinkan satwa liar seperti macan dahan, bekantan, beruang madu, dan orangutan untuk melintas dengan aman dan leluasa.

Desain Jembatan Satwa terdiri dari dua lintasan berbentuk terowongan yang kemudian ditimbun dengan tanah dan vegetasi menyerupai habitat alami satwa. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang familiar dan tidak mengganggu pergerakan satwa.

Waskita Karya juga menerapkan teknologi konstruksi berkelanjutan dalam proyek ini dengan menggunakan timbunan ringan atau mortar busa sebagai pengganti timbunan tanah konvensional. Penggunaan mortar busa memiliki beberapa keunggulan, antara lain mengurangi beban struktur jembatan, mempercepat waktu pelaksanaan, dan mengurangi dampak lingkungan.

Lokasi proyek Jembatan Satwa ini berdekatan dengan hutan lindung Sungai Wein yang merupakan koridor penting bagi pergerakan satwa liar. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan konstruksi, Waskita Karya berupaya meminimalkan gangguan terhadap habitat satwa dan memastikan bahwa jembatan tersebut dapat berfungsi secara efektif sebagai jalur perlintasan.

Waskita Karya optimis dapat menyelesaikan pembangunan Jembatan Satwa sesuai target, yaitu pada Agustus 2026. Diharapkan, proyek ini tidak hanya memberikan manfaat bagi konektivitas infrastruktur, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap upaya konservasi satwa liar di Kalimantan.