Investasi Jepang Mengalir ke Batam: GreenBank Kucurkan Rp 16,3 Triliun untuk Industri Hijau Terpadu

Pulau Galang, Batam, akan menjadi pusat pengembangan industri hijau dan berkelanjutan setelah GreenBank Corporation, perusahaan asal Jepang, menandatangani perjanjian joint venture dengan Wiraraja Strategic untuk merealisasikan Proyek Strategis Nasional (PSN) Wiraraja Green Renewable Energy & Smart Eco Industrial Park. Investasi yang digelontorkan mencapai 1 miliar dollar AS, setara dengan Rp16,3 triliun, menandai komitmen kuat terhadap pengembangan ekonomi hijau di Indonesia.

Kesepakatan ini diumumkan dalam forum bisnis yang diselenggarakan di Paviliun Indonesia, World Expo 2025 Osaka, Jepang. Acara bertema "Regional Infrastructure Investment Opportunities for Economic Transformation" ini menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Jepang, khususnya dalam sektor investasi dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.

Akhmad Ma’ruf Maulana, President Director Wiraraja Indonesia, menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Bappenas, Pemerintah Kota Batam, BP Batam, dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Sinergi lintas lembaga ini, menurutnya, menjadi kunci keberhasilan proyek kawasan industri yang mengintegrasikan energi hijau dan teknologi digital. Dukungan juga datang dari Kementerian Investasi, Kementerian Perindustrian, Kementerian ATR/BPN, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat regional dan global, serta menarik lebih banyak investasi di masa depan.

Ma’ruf, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Industri, dan PSN, menekankan bahwa investasi dari Jepang ini mencerminkan kepercayaan investor asing terhadap kebijakan pembangunan nasional Indonesia. Penetapan proyek ini sebagai PSN dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2030 oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan industri hijau yang berkelanjutan.

Konsul Jenderal RI di Osaka, John Tjahjanto Boestami, menyoroti pentingnya kolaborasi antara Indonesia dan Jepang dalam mendorong transformasi ekonomi. Ia menyatakan bahwa infrastruktur, ekonomi hijau, dan hilirisasi industri merupakan pilar utama dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Forum ini membuka peluang bagi kerja sama yang lebih terdesentralisasi dan melibatkan berbagai tingkatan pemerintahan.

Kurniawan Ariadi, Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, menekankan pentingnya peningkatan produktivitas sebagai kunci transformasi ekonomi. Ia mendorong pergeseran dari ekonomi yang bergantung pada tenaga kerja murah menjadi ekonomi yang berbasis pengetahuan, inovasi, dan keterampilan tinggi. Indonesia saat ini tengah menjalankan program percontohan transformasi ekonomi di beberapa provinsi, termasuk Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, dan Bali. Jawa Barat juga diproyeksikan menjadi pelopor transformasi industri masa depan melalui pengembangan kawasan terintegrasi cerdas.

Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kepulauan Riau, Joni Hendra Putra, mengajak para investor untuk melihat potensi besar yang ditawarkan oleh daerahnya. Dengan status Free Trade Zone dan realisasi investasi yang mencapai Rp47,26 triliun pada tahun 2024, Kepulauan Riau menawarkan peluang investasi yang menarik, terutama di sektor energi, digital, dan kawasan industri.

Proyek Wiraraja Green Renewable Energy & Smart Eco Industrial Park diharapkan tidak hanya memberikan dampak ekonomi yang signifikan, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengembangkan energi bersih.