Krakatau Steel Mantapkan Ekspansi Regional dengan Ekspor Baja ke Vietnam

PT Krakatau Steel Tbk memperluas jangkauannya di pasar ASEAN dengan menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama Vietnam Steel Corporation. Kesepakatan ini menjadi landasan pengiriman 120.000 ton Hot Rolled Coil (HRC) dari Krakatau Steel ke Vietnam selama satu tahun mendatang. Penandatanganan MoU ini berlangsung di sela-sela acara Iron Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025 yang diselenggarakan di Jakarta.

Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar Djohan, menyatakan bahwa kerjasama ini menjadi momentum penting bagi perusahaan. Pasalnya, Krakatau Steel mulai mengoptimalkan produksi Pabrik Hot Strip Mill 1 setelah melalui proses pemulihan. Langkah ini juga menandakan kesiapan Krakatau Steel untuk kembali berperan aktif dalam rantai pasok baja di kawasan ASEAN.

Ekspansi Krakatau Steel sejalan dengan arahan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang menekankan pentingnya sinergi antarnegara ASEAN. Menurut Airlangga, kerjasama ini diperlukan untuk menjaga daya saing industri baja di tengah tekanan global, termasuk tarif internasional dan perubahan lanskap logistik. Airlangga juga menyoroti pertumbuhan sektor industri pengolahan yang masih menjadi tulang punggung PDB Indonesia, serta peningkatan ekspor besi dan baja dalam lima tahun terakhir.

Kerjasama dengan Vietnam Steel menjadi langkah strategis Krakatau Steel untuk memantapkan posisinya sebagai hub baja kawasan ASEAN. Selain fokus pada volume ekspor, Krakatau Steel juga berupaya untuk meningkatkan nilai tambah produk yang diekspor. Hal ini sejalan dengan strategi hilirisasi nasional yang dicanangkan pemerintah. Krakatau Steel tidak hanya ingin mengekspor baja kasar, tetapi juga memperluas penetrasi pasar untuk produk-produk bernilai tambah, seperti baja otomotif untuk ekosistem kendaraan listrik, baja pertahanan, dan baja konstruksi bersertifikasi hijau.

MoU ini juga sejalan dengan komitmen peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Krakatau Steel berupaya untuk tidak hanya memasok kebutuhan Vietnam, tetapi juga menjajaki potensi pertukaran material dan komponen baja yang bisa memperkuat basis produksi Indonesia. Sinergi ini juga membuka peluang harmonisasi spesifikasi produk di antara negara ASEAN.

Penandatanganan ini merupakan bagian dari komitmen lebih luas yang ditegaskan dalam ASEAN Iron & Steel Council, yang resmi terbentuk melalui MoU enam negara ASEAN di ISSEI 2025: Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina. Tujuannya: menciptakan integrasi kawasan, memperkuat ketahanan rantai pasok, dan membangun aliansi industri di tengah ketidakpastian global.

ISSEI 2025, yang digelar pada 21-23 Mei oleh IISIA berkolaborasi dengan SEAISI, menjadi platform strategis pertemuan pelaku industri baja dari sektor hulu ke hilir, regulator, pengguna, dan investor. Tahun ini, ISSEI mengusung tema "Baja Nasional, Daya Saing Regional"-tema yang kini diwujudkan Krakatau Steel lewat langkah konkret.