Tragis, Lebih dari Lima Puluh Jemaah Haji Indonesia Wafat di Tanah Suci, Didominasi Serangan Jantung

Makkah, Arab Saudi – Kabar duka menyelimuti penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Hingga saat ini, sebanyak 53 jemaah haji asal Indonesia dilaporkan meninggal dunia di Tanah Suci. Data menunjukkan bahwa mayoritas penyebab kematian disebabkan oleh serangan jantung, yang dipicu oleh penyakit iskemik akut dan cardiogenic shock. Kondisi ini menjadi perhatian serius, mengingat kondisi fisik jemaah haji, terutama yang lanjut usia (lansia) dan memiliki penyakit bawaan (komorbid), sangat rentan terhadap perubahan cuaca ekstrem dan padatnya aktivitas ibadah.

Tim Kesehatan Haji Indonesia terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah. Dr. Agus Sulistyawati, seorang anggota Tim Visitasi Kesehatan, mengungkapkan bahwa banyak jemaah yang wafat memiliki riwayat penyakit jantung dan komorbiditas lainnya. Kurangnya pengendalian diri dalam membatasi aktivitas fisik juga menjadi faktor kontribusi.

"Kami sangat berduka atas banyaknya jemaah yang wafat. Sebagian besar disebabkan oleh masalah jantung," ujar Dr. Agus saat melakukan visitasi kesehatan di Makkah.

Menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Liliek Marhaendro Susilo, mengimbau jemaah untuk mempersiapkan diri dengan baik dan mengatur aktivitas fisik secara bijak. Liliek menekankan bahwa kesehatan dan keselamatan jiwa harus menjadi prioritas utama, terutama saat melaksanakan rangkaian ibadah haji yang berat.

"Ibadah sunah memang berpahala besar, tetapi kesehatan dan keselamatan jiwa jauh lebih penting, terutama saat di Armuzna," tegas Liliek.

Liliek menyarankan jemaah, terutama lansia dan mereka yang memiliki penyakit penyerta seperti jantung, hipertensi, dan diabetes, untuk mengurangi aktivitas ibadah sunah yang menguras tenaga. Beberapa contohnya adalah mengurangi frekuensi umrah, tawaf sunah berulang kali, menghindari berjalan kaki jarak jauh ke Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, serta wisata ziarah. Istirahat yang cukup juga sangat penting untuk menjaga kondisi fisik.

Berikut adalah beberapa imbauan penting bagi jemaah haji:

  • Tidak memaksakan diri: Hindari beribadah di siang hari yang terik.
  • Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD): Selalu gunakan masker, payung, kacamata hitam, dan alas kaki saat beraktivitas di luar ruangan.
  • Mencukupi kebutuhan cairan: Minum air putih atau air zamzam sedikit demi sedikit hingga 2 liter per hari. Konsumsi oralit sekali sehari untuk mencegah dehidrasi.
  • Minum obat secara teratur: Bagi jemaah yang memiliki penyakit dan mengonsumsi obat, pastikan untuk minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter.
  • Menjaga pikiran positif: Hindari stres dengan selalu berpikiran positif dan berzikir.
  • Memeriksa kesehatan secara rutin: Lakukan pemeriksaan kesehatan minimal tiga kali seminggu ke petugas kesehatan untuk memantau kondisi dan mengendalikan faktor risiko penyakit.
  • Saling membantu: Dampingi jemaah lansia dan mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung, serta bekerja sama dengan ketua regu dan jemaah yang sehat untuk memberikan dukungan.

Diharapkan dengan persiapan dan manajemen diri yang baik, jemaah haji Indonesia dapat melaksanakan ibadah dengan lancar dan kembali ke tanah air dengan selamat dan sehat walafiat.