Presiden Prabowo Terima Kunjungan Kenegaraan PM China Li Qiang di Istana Merdeka
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, hari ini menyambut kedatangan Perdana Menteri (PM) China, Li Qiang, dalam kunjungan kenegaraan resmi di Istana Merdeka, Jakarta. Kunjungan ini menandai babak baru dalam penguatan hubungan bilateral antara kedua negara.
Serangkaian acara telah disiapkan untuk menyambut PM Li Qiang, dimulai dengan upacara penyambutan kenegaraan yang megah. Setelah upacara, Presiden Prabowo dan PM Li Qiang dijadwalkan untuk melakukan pertemuan tête-à-tête, yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan bilateral yang lebih luas, melibatkan delegasi dari kedua negara. Pertemuan ini diharapkan menghasilkan sejumlah nota kesepahaman yang akan ditandatangani sebagai komitmen bersama untuk mempererat kerja sama di berbagai bidang.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, mengungkapkan bahwa setelah penandatanganan nota kesepahaman, Presiden Prabowo dan PM Li Qiang akan menyampaikan keterangan pers bersama. Keterangan pers ini akan menyoroti poin-poin penting yang dibahas selama pertemuan dan arah kerja sama yang akan ditempuh oleh kedua negara di masa mendatang.
Kunjungan PM Li Qiang ke Indonesia berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 24 hingga 26 Mei 2025. Selain agenda kenegaraan, PM Li Qiang juga dijadwalkan untuk bertemu dengan para pengusaha Indonesia dalam sebuah forum bisnis. Pertemuan ini diharapkan dapat membuka peluang investasi baru dan meningkatkan volume perdagangan antara Indonesia dan China.
Sebelumnya, PM Li Qiang tiba di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada hari Sabtu dan disambut dengan upacara kehormatan. Setibanya di Jakarta, PM Li Qiang langsung menghadiri acara Indonesia-China Business Reception 2025. Presiden Prabowo juga hadir dalam acara tersebut dan menegaskan pentingnya hubungan bilateral antara Indonesia dan China sebagai salah satu hubungan yang paling strategis dan menjanjikan bagi stabilitas kawasan.
Presiden Prabowo menekankan bahwa kemitraan antara Indonesia dan China memiliki potensi besar dalam membentuk arah perdamaian dan stabilitas di Asia. Beliau juga mengungkapkan bahwa China adalah negara pertama yang dikunjunginya setelah terpilih menjadi presiden, sebagai bukti komitmennya terhadap penguatan hubungan bilateral.
"Kenapa saya mengunjungi Tiongkok pertama kali bahkan sebelum saya dilantik? Karena saya memandang hubungan antara Indonesia dengan Tiongkok adalah suatu hubungan bilateral yang sangat strategis, sangat penting, dan sangat menjanjikan," kata Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo juga mengapresiasi kontribusi perusahaan-perusahaan China dalam pembangunan ekonomi Indonesia, terutama dalam penciptaan lapangan kerja dan transfer teknologi. Beliau juga menyoroti nilai perdagangan antara kedua negara yang telah melampaui 130 miliar dolar AS setiap tahunnya.
Selain bertemu dengan Presiden Prabowo, PM Li Qiang juga akan mengunjungi Ketua DPR RI, Puan Maharani. Pertemuan ini akan membahas penguatan kerja sama antara parlemen kedua negara. Puan Maharani menyambut baik kunjungan PM Li Qiang dan menekankan bahwa kunjungan ini mencerminkan keinginan pemerintah China untuk mempererat hubungan dengan rakyat Indonesia.
PM Li Qiang, didampingi oleh sejumlah menteri kabinetnya, akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Puan Maharani. Puan Maharani juga menyinggung peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan China pada tahun 2025, serta peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, di mana kedua negara telah bekerja sama sejak saat itu untuk memperjuangkan kebebasan berbagai bangsa.
"Dasasila Bandung atau 10 prinsip KAA masih relevan dengan dinamika dunia saat ini. Hubungan baik Indonesia-China dapat menjadi fondasi kuat tidak hanya bagi kerja sama antarnegara, tetapi juga kerja sama di tingkat global," tutur Puan.