Jemaah Haji Aceh Kembali Menerima Dana Wakaf Baitul Asyi, Tradisi Berkah dari Tanah Suci

Ribuan jemaah haji asal Aceh yang tiba di Tanah Suci melalui Embarkasi Aceh (BTJ) kembali merasakan keberkahan dari wakaf Baitul Asyi, sebuah lembaga wakaf bersejarah yang berpusat di Makkah. Tahun ini, setiap jemaah menerima dana sebesar 2.000 riyal Arab Saudi (SAR), yang setara dengan kurang lebih Rp8,7 juta. Bantuan ini disalurkan langsung kepada para jemaah yang menginap di Hotel Sektor 9, Misfalah, Makkah, kawasan yang menjadi tempat tinggal mayoritas jemaah haji Aceh.

Saifullah M. Yunus, seorang petugas kloter yang juga terlibat dalam pendistribusian dana wakaf ini, menjelaskan bahwa bantuan tersebut diberikan kepada sekitar 4.758 jemaah yang berasal dari 12 kloter yang tergabung dalam Embarkasi Aceh. Ia juga menambahkan bahwa jumlah bantuan yang diberikan tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya, setiap jemaah menerima 1.500 SAR.

Sejarah Panjang Baitul Asyi

Baitul Asyi merupakan lembaga wakaf yang didirikan lebih dari dua abad lalu oleh seorang dermawan asal Aceh bernama Habib Bugak Al-Asyi. Sekitar tahun 1222 Hijriah, Habib Bugak tiba di Makkah dan membeli sebidang tanah di daerah Qusyasyiah, yang kini terletak di dekat Bab Al-Fath, antara Bukit Marwah dan Masjidil Haram. Sejak awal, tanah ini diniatkan untuk diwakafkan demi membantu warga Aceh yang menunaikan ibadah haji dan menuntut ilmu di Tanah Suci.

Seiring berjalannya waktu, tanah wakaf tersebut terkena dampak dari proyek perluasan Masjidil Haram. Sebagai kompensasi, Pemerintah Arab Saudi memberikan ganti rugi berupa dana yang kemudian dikelola dalam bentuk investasi properti, seperti hotel, tanah, dan perumahan. Hasil dari pengelolaan investasi inilah yang kemudian digunakan untuk mendanai bantuan tahunan kepada jemaah haji asal Aceh.

Pengelolaan wakaf Baitul Asyi dilakukan oleh nazir, yang terdiri dari keturunan keluarga Habib Bugak dan perwakilan dari Mahkamah Kerajaan Arab Saudi. Wakaf ini terus berkembang dan memberikan manfaat yang berkelanjutan, khususnya bagi jemaah haji dari Aceh.

Ucapan Syukur Para Jemaah

Bantuan dari Baitul Asyi ini disambut dengan rasa syukur dan haru oleh para jemaah haji. Sapri Samsudin, seorang jemaah dari Kloter BTJ 04, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada keluarga Syaikh yang mengelola wakaf tersebut. Ia mengungkapkan rasa haru dan mendoakan keberkahan bagi keluarga Syaikh.

Al Rayyan, jemaah lainnya, juga mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan yang telah menjadi tradisi tahunan ini. Ia berencana menggunakan sebagian dana tersebut untuk bersedekah kepada keluarga dan kerabat yang belum berkesempatan menunaikan ibadah haji. Syahrul dan istrinya, Enva, juga menyampaikan rasa terima kasih mereka dan berencana menggunakan dana tersebut untuk berbagai keperluan ibadah, seperti bersedekah, membayar dam, dan berkurban.

Kisah Baitul Asyi adalah contoh nyata bagaimana wakaf yang dikelola dengan baik dapat memberikan manfaat yang luas dan berkelanjutan. Bagi masyarakat Aceh, bantuan ini bukan hanya sekadar uang saku, tetapi juga merupakan simbol perhatian dan kasih sayang dari para pendahulu mereka yang telah mewakafkan hartanya demi kesejahteraan umat.